Minggu, 18 September 2011

Menyakiti Diri dengan Rokok

Menyakiti Diri dengan Rokok

 

Tubuh merupakan satu kesatuan dari ujung kaki sampai ujung rambut, yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. salah satu merupakan bagian dari keseluruhan dari tubuh. Tubuh sebagai sarana untuk berkomunikasi dan beraktifitas dipelihara, ditertibkan bahkan disakiti hanya untuk kepentingan representasi dirinya.

Di satu sisi pemilik tubuh memaksimalkan tubuhnya untuk mempercantik (termasuk bagi pria, atau memperindah supaya terlihat lebih menarik (tidak sama dengan rupawan, sementara sebagian orang menyakiti dirinya hanya untuk mendapat perhatian yang lebih dari beberapa orang.

Merokok, ini aktivitas yang sudah berlangsung ratusan tahun di Indonesia. sebagai salah satu negara penghasil tembakau, sentra industri rokok secara tradisional maupun modern berada di wilayah kudus jawa tengah, kediri jawa timur, malang dan bebererapa tempat lain yang di produksi kecil-kecilan.

Merokok sebenarnya kegiatan yang percuma, sesuatu yang tidak memberi manfaat secara finansial, maupun kesehatan, namaun pengakuan beberapa perokok, merokok dapat meningkatkan komunikasi, sosialisasi,dan tingkat Percaya diri perokok.

di satu sisi, banyak perempuan narsis dan laki-laki narsis juga bersolek untuk membuat rupawan perokok malah membuat dirinya sakit digerogoti oleh nikotin yang merupakan racun bagi tubuh kita. Para Perokok (mereka) hanya mengejar halusianasi dan sensasi yang diciptakan sendiri. Umumnya kesehatan para perokok setabil sampai pada usia 40 tahun setelah itu, perlahan makin menurun bahkan dapat menyebabkan meninggal dunia.

Merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan sangat tidak dianjurkan bagi ibu hamil. ini adalah iklan yang pasti dituliskan oleh produsen rokok pada bungkusnya, tapi tidak tahu mengapa meskipun sudah disampaikan bahaya dari rokok, tapi tetap saja mereka membakar uang mereka untuk membeli rokok. Sepertinya mereka tengah menggadaikan kesehatannya demi sedikit kenikmatan, mereka tidak mempedulikan bahwa istri anak dan semua orang di sekitarnya yang mencintainya mengacuhkan cinta keluarganya dengan mengejar egoisme yang tidak bermanfaat

Rokok sepertinya memang menjadi kebutuhan pokok bagi para pecandu ini. Kadang-kadang tidak dapat membeli beras secara rutin, tidak mampu memberi uang belanja kepada istrinya, tapi harus membeli rokok menjadi urutan pertama. Rokok rata-rata harganya Rp.5,000,- jika setiap hari menghisap 1 bungkus rokok dalam 1 bulan Rp. 150,000,- kalau satu tahun 1 sekitar Rp. 1.800.000,-, ini gambaran kasar bahkan bisa lebih dari angka itu. Rp. 1.800.000, merupakan angka yang cukup besar bagi pengeluaran yang tidak berguna bahkan merugikan orang-orang di sekelilingnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar